tag:blogger.com,1999:blog-48075723214580454962024-03-12T20:38:34.059-07:00Konsultasi Remaja OnlineUntuk teman-teman yang masih sekolah di SMP atau SMA, mari gabung disini, bebas curhat apa aja tentang masalah pacaran, seks, narkoba dan pergaulan, terserah aja deh!, Biar bisa dibantu dan diringankan masalahnya oleh teman2 yang tergabung dalam forum ini.. Ayo jangan malu dan sungkan..mumpung gratis alias ora mbayar,..hikz,...Reza Penuntun Jiwahttp://www.blogger.com/profile/18031589786731119226noreply@blogger.comBlogger10125truetag:blogger.com,1999:blog-4807572321458045496.post-72131293767328659852011-01-12T11:35:00.000-08:002011-01-12T11:56:06.514-08:00Arti Sahabat Sejati<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_hMuw--F9G6I/TS4HRvTpfxI/AAAAAAAAACw/RTI1L2JWgs0/s1600/163278_129717503759255_100001630185842_200986_7846737_n.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 240px; height: 320px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_hMuw--F9G6I/TS4HRvTpfxI/AAAAAAAAACw/RTI1L2JWgs0/s320/163278_129717503759255_100001630185842_200986_7846737_n.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5561390591187189522" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_hMuw--F9G6I/TS4HRexKCRI/AAAAAAAAACo/kSXBaJ3XfY4/s1600/164095_129716760425996_100001630185842_200953_3084619_n.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_hMuw--F9G6I/TS4HRexKCRI/AAAAAAAAACo/kSXBaJ3XfY4/s320/164095_129716760425996_100001630185842_200953_3084619_n.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5561390586747554066" /></a><br />Banyak orang bilang… sahabat sejati kuwe teka mung sepisan seumur hidup bahkan mungkin tidak akan pernah didapat selama hidup… apa itu benar? coba kowen kabeh sing maca nilai dewek!,.hikz,...<br /><br />Ada satu perbedaan antara menjadi seorang KENALAN dan menjadi seorang SAHABAT.<br /><br />Pertama, seorang kenalan adalah seorang yang namanya kamu ketahui, yang kamu lihat berkali-kali, yang dengannya mungkin kamu miliki persamaan, dan yang disekitarnya kamu merasa nyaman. Ia adalah orang yang dapat kamu undang ke rumahmu dan dengannya kamu berbagi.<br /><br />Namun mereka adalah orang yang dengannya tidak akan kamu bagi hidupmu, yang tindakan-tindakannya kadang-kadang tidak kamu mengerti karena kamu tidak cukup tahu tentang mereka.<br /><br />Sebaliknya, seorang sahabat adalah seseorang yang kamu cintai.. Bukan karena kamu jatuh cinta padanya, namun kamu peduli akan orang itu, dan kamu memikirkannya ketika mereka tidak ada.<br /><br />Sahabat-sahabat adalah orang dimana kamu diingatkan ketika kamu melihat sesuatu yang mungkin mereka sukai, dan kamu tahu itu karena kamu mengenal mereka dengan baik.<br />Mereka adalah orang-orang yang fotonya kamu miliki dan wajahnya selalu ada di kepalamu.<br /><br />Mereka adalah orang-orang yang kamu lihat dalam pikiran mu<br />Mereka adalah orang-orang yang diantaranya kamu merasa aman<br />karena kamu tahu mereka peduli terhadapmu.<br />Mereka menelpon hanya untuk mengetahui apa kabarmu,<br />karena sahabat sesungguhnya tidak butuh suatu alasanpun.<br /><br />Mereka berkata jujur dan kamu melakukan hal yang sama.<br />Kamu tahu bahwa jika kamu memiliki masalah, mereka akan bersedia mendengar.<br />Mereka adalah orang-orang yang tidak akan menertawakanmu atau menyakitimu,<br />dan jika mereka benar-benar menyakitimu, mereka akan berusaha keras untuk memperbaikinya.<br />Mereka adalah orang-orang yang kamu cintai dengan sadar ataupun tidak.<br /><br />Mereka adalah orang-orang dengan siapa kamu menagis ketika kamu tidak diterima di perguruan tinggi negeri dan orang-orang yang menangis lantaran berat untuk berpisah denganmu di pesta perpisahan kelas.<br /><br />Mereka adalah orang-orang yang pada saat kamu peluk, kamu tak akan berpikir berapa lama memeluk dan siapa yang harus lebih dahulu mengakhiri.<br /><br />Mungkin mereka adalah orang yang memegang cincin pernikahanmu, atau orang yang mengantarkan / mengiringmu pada saat pernikahanmu, atau mungkin dialah orang yang kamu nikahi.Reza Penuntun Jiwahttp://www.blogger.com/profile/18031589786731119226noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4807572321458045496.post-11657751691465195792011-01-12T11:16:00.000-08:002011-01-12T11:35:47.126-08:00Persahabatan Lawan Jenis Tanpa Harus Jatuh Cinta!.<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_hMuw--F9G6I/TS4CgUH0PYI/AAAAAAAAACQ/GkZtm7KoxKA/s1600/162729_186863854658677_100000051904482_665558_5000165_n.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_hMuw--F9G6I/TS4CgUH0PYI/AAAAAAAAACQ/GkZtm7KoxKA/s320/162729_186863854658677_100000051904482_665558_5000165_n.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5561385344029703554" /></a><br />Persahabatan sangat di butuhkan dalam kehidupan kita, namun persahabatan yang seperti apa? Persahabatan yang bukan hanya berdasar pada kepercayaan, tapi persahabatan yang membutuhkan pengertian atas kesetiaan dan privasi diri...dalam sebuah persahabatan juga kadang ada sebuah kehancuran, apalagi jika itu datangnya atas perasan suka yang ditmbulkan dari persahabatan lawan jenis, So bagaimana menjalin persahabatan dengan lawan jenis tanpa mengundang rasa suka...?<br /><br />1. Kita bersahabat atas nama kepercayaan dan bukan hanya berpegang pada janji<br /><br />2. Sering menceritakan masalah yang universal dan condong pada kehidupan asmara antara keduanya, sehingga pembicaraan akan terasa netral dan adanya rasa empati.<br /><br />3. Persahabatan di depan public yang tidak terlalu menunjukkan kedekatan.<br /><br />4. Usahakan curhat lewat alat komunikasi, dan hindari pertemuan yang terlalu sering.<br /><br />5. Berkata sejujurnya dan tidak mengada-ngada.<br /><br />6. Dan yang paling penting seringlah berkonsultasi dengannya tanpa ada rasa canggung.<br /><br />Selamat mencoba...!!!semoga bisa membantu anda untuk menyelsaikan problem dalam kehidupan persahabatan anda...<br /><br />Karena sesungguhnya bukan kita, dia atau siapapun menjadi sepasang sahabat, tapi hiduplah yang memilih untuk sebuah kata persahabatan...!!!!<br /><br />dan meskipun raga tak bertemu, tapi jiwa seorang sahabat sejati pasti akan merasakan apa yang dirasakan sahabatnya...<br /><br />senang...susah...<br /><br />suka...duka...<br /><br />senyum...dan lara...<br /><br />Persahabatanlah yang akhirnya membuatku mengenal kata kesetiaan dan alasan mengapa aku harus tetap hidup meskipun sahabat itu telah pergi...<br /><br />" friendship is like a ship that never sink.... !!!!!<br />__________________Reza Penuntun Jiwahttp://www.blogger.com/profile/18031589786731119226noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4807572321458045496.post-80461499986446243572011-01-12T05:28:00.000-08:002011-01-12T05:30:27.348-08:00Pelecehan Seksual Pada RemajaRemaja yang mengatakan bahwa mereka mengalami pelecehan seksual lebih cenderung untuk minum minuman keras, merokok, menggunakan obat-obatan terlarang, mengalami masalah makan, atau melaporkan bahwa mereka lebih sering memikirkan bunuh diri, daripada remaja lainnya.<br /><br />Sebagai salah satu faktor resiko masalah kesehatan mental, “kekerasan seksual tidak ada hubungannya dengan status finansial, kekerasan fisik atau usia,” kata Dr. Linda M. Barthauer dari Strong Children?s Research Center di University of Rochester, New York.<br /><br />Para remaja yang mengaku mengalami pelecehan seksual juga lebih cenderung mengatakan mereka telah tidak mendapat perawatan medis yang diperlukan dan berada pada tingkat kesehatan yang sedang hingga buruk. Namun dari semua yang melaporkan pelecehan seksual, hanya 27% wanita dan 26% pria yang telah pernah mendiskusikan pelecehan tersebut dengan seorang dokter atau petugas perawat kesehatan.<br /><br />Laporan kekerasan seksual diperoleh dari 5,760 pelajar kelas 5 SD sampai kelas 12 (III SMA), yang merespon pertanyaan, “Apakah Anda pernah dilecehkan secara seksual?” dalam sebuah kuesioner tahun 1997 tentang kesehatan umum para siswa.<br /><br />Penelitian ini patut diperhatikan secara khusus, karena “penemuan tersebut berlaku bagi anak laki-laki dan perempuan,” kata Barthauer. “Namun studi pelecehan seksual terhadap anak laki-laki sangat sedikit dilakukan,”<br /><br />Pelecehan seksual tampaknya memiliki efek luas, dan kelihatannya relatif biasa?10% anak perempuan dan 4% anak laki-laki melaporkan tentang pelecehan seksual pada kuesioner?Barthauer yakin bahwa para dokter anak harus secara rutin menanyakan pasien mereka yang masih muda-muda itu tentang hal tersebut.<br /><br />“Pertanyaan itu dapat diajukan dengan sangat hati-hati,” kata Barthauer. “sehingga hal tersebut tidaklah menimbulkan trauma, dan sebenarnya sangat membantu dan menyembuhkan” untuk menanyakan secara pribadi kepada seorang remaja tentang pelecehan seksual. Pengetahuan bahwa seorang anak muda telah dilecehkan secara seksual juga bisa membantu menolong perilaku risiko tinggi atau masalah kesehatan mental yang mana dokter dapat membantu menangani.<br /><br />Karena ada kewajiban untuk melapor, beberapa dokter berkeberatan untuk menanyakan tentang kekerasan seksual, tambah Barthauer. Namun ia mencatat bahwa paling tidak kebanyakan pasien dapat dianjurkan mengikuti program konseling di sekolah.<br /><br />Barthauer dan Karen M. Wilson, spesialis kesehatan masyarakat, menunjukkan hasil penemuan mereka pada pertemuan tahunan gabungan antara Pediatric Academic Societies dan American Academy of Pediatrics.Reza Penuntun Jiwahttp://www.blogger.com/profile/18031589786731119226noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4807572321458045496.post-37697748469278980642011-01-11T10:50:00.000-08:002011-01-11T10:50:29.686-08:00hidup penuh dengan perjuanganBegitu sulit mengikuti tuntutan jaman era sekarang ini. semakin terpuruk, semakin pula kita tidak ada harga dirinya. Kebutuhan semakin meningkat dan harga sembako semakin melambung tinggi. Banyaknya mahasiswa yang telah lulus namun tidak sedikit pula yang masih menganggur. Sedangkan biaya sekolah sekarang cukup mahal, kita yang tak mampu namun selalu berusaha bekerja keras agar keinginannya tercapai, terus bekerja tak pernah mengenal lelah hanya demi mencukupi kebutuhan pokok setiap harinya, mengumpulkan uang dari sisa kebutuhan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. hari demi hari telah terlewati hingga tahun ketahun telah dijalani demi mendapatkan selembar kertas ijazah. akhirnya tepat waktu dan tercapai mendapatkan gelar Sarjana Muda dan ternyata angan angan untuk mendapatkan pekerjaan sesuai bidangnya begitu sulit sekali. mungkin pengangguran abadi gelar yang pantas bagi mereka yang tak ber'uang.hikz,..maap jika ada yang merasa jangan tersinggung,..he,..3x,.memang kenyataan,...Reza Penuntun Jiwahttp://www.blogger.com/profile/18031589786731119226noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4807572321458045496.post-82253641819323069202010-12-28T13:00:00.000-08:002010-12-28T13:00:08.513-08:00TIPS CARA HINDARI NARKOBA, NAZA DAN NAPZA<div style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: x-small;">1. Jangan pernah mencobanya, walaupun untuk iseng atau untuk alasan lain, kecuali perintah dokter/alasan medis.</span></b></div><div> </div><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: x-small;">2. Kuatkan iman, mantapkan pribadi, pakailah rasio (pemikiran, pertimbangan) lebih banyak dari pada emosi.</span></b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: x-small;">3. Jangan menghindar dari problem, tetapi hadapi dan atasi persoalan sampai tuntas, bila tak mampu konsultasi pada ahli.</span></b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: x-small;">4. Pilihlah pergaulan yang aman jangan yang berbahaya.</span></b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: x-small;">5. Pilih kegiatan yang sehat, tak merugikan diri sendiri ataupun orang lain, ikutilah klub olah raga, organisasi sosial. Lakukan hobi bersama teman dan keluarga.</span></b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: x-small;">6. Gunakan waktu dan tempat yang aman, jangan keluyuran malam-malam. Bersantailah dengan keluarga, berkaraoke, piknik, makan bersama, masak bersama, beres-beres bersama nonton bersama keluarga.</span></b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: x-small;">7. Selalu berusaha menjadi pribadi yang baik, bertindak positif, bertanggungjawab, jadilah figure/sosok yang diteladani.</span></b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: x-small;">8. Berusahalah "saling mendengar", saling mengingatkan dan saling memaafkan agar semakin mendewasakan pribadi masing-masing.</span></b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: x-small;">9. Buatlah keluarga, rumah tangga, menjadi tempat yang paling menyenangkan, paling menenangkan sehingga membuat "betah" tinggal bersama "sahabat".</span></b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: x-small;">10. Selalu ingatkan, bahwa ancaman hukuman untuk penyalah guna Narkoba, apalagi bagi pengedar Narkoba adalah Lembaga Pemasyarakatan.</span></b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: x-small;">11. Ingatkan bahwa Narkoba akan merusak kerja otak, susunan syaraf pusat, merusak ginjal, lever dan sebagainya.</span></b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: x-small;">Lebih baik mencegah putra-putri kita terkena pengaruh Narkoba daripada kita harus mengobatinya. Karena untuk proses pengobatan dan penyembuhan tidaklah mudah dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.</span></b></div>Reza Penuntun Jiwahttp://www.blogger.com/profile/18031589786731119226noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4807572321458045496.post-82702916456518166822010-12-28T12:49:00.000-08:002010-12-28T12:49:18.473-08:00Faktor yang Mempengaruhi Remaja<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/_hMuw--F9G6I/TRpM-EA-r8I/AAAAAAAAABk/PpkYSM30S8E/s1600/abg+smu+nakal%252Cbugil%252Ctelanjang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="228" src="http://1.bp.blogspot.com/_hMuw--F9G6I/TRpM-EA-r8I/AAAAAAAAABk/PpkYSM30S8E/s320/abg+smu+nakal%252Cbugil%252Ctelanjang.jpg" width="320" /></a></div><br />
Dunia <a href="http://www.f-buzz.com/2008/10/08/kiat-sukses-berkomunikasi-lancar-dengan-remaja/" title="Tips Berkomunikasi Lancar Dengan Remaja">remaja </a>merupakan suatu tahap yang kritikal didalam kehidupan manusia, yaitu peralihan dari dunia anak-anak menuju ke dunia dewasa. Di tahapan ini seseorang memulai untuk mencari identitas dan penampilan diri. Bahkan pakar psikologi mengistilahkan dunia remaja sebagai “emotional age” (umur emosi). Tetapi <strong>faktor yang bisa mempengaruhi moral remaja </strong>yang juga mempengaruhi ketika dia menginjak dewasa. Berikut ini beberapa faktor yang dapat menurunkan moral dikalangan para remaja;<br />
<strong>1. Kurangnya perhatian dan pendidikan agama oleh keluarga</strong><br />
Orang tua adalah tokoh percontohan oleh anak-anak termasuk didalam aspek kehidupan sehari-hari tetapi didalam soal keagamaan hal itu seakan-akan terabaikan. Sehingga akan lahir generasi baru yang bertindak tidak sesuai ajaran agama dan bersikap materialistik.<br />
<strong>2. Pengaruh lingkungan yang tidak baik</strong><br />
Kebanyakan remaja yang tinggal di kota besar menjalankan kehidupan yang individualistik dan materialistik. Sehingga kadang kala didalam mengejar kemewahan tersebut mereka sanggup berbuat apa saja tanpa menghiraukan hal itu bertentangan dengan agama atau tidak, baik atau buruk.<br />
<strong>3. Tekanan psikologi yang dialami remaja</strong><br />
Beberapa remaja mengalami <a href="http://www.f-buzz.com/2008/10/21/dijauhi-teman-teman/" title="Dijauhi Teman-Teman">tekanan </a>psikologi ketika di rumah diakibarkan adanya perceraian atau pertengkaran orang tua yang menyebabkan si anak tidak betah di rumah dan menyebabkan dia mencari pelampiasan.<br />
<strong>4. Gagal dalam studi/pendidikan</strong><br />
Remaja yang gagal dalam pendidikan atau tidak mendapat pendidikan, mempunyai waktu senggang yang banyak, jika waktu itu tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya, bisa menjadi hal yang buruk ketika dia berkenalan dengan hal-hal yang tidak baik untuk mengisi kekosongan waktunya.<br />
<strong>5. Peranan Media Massa</strong><br />
Remaja adalah kelompok atau golongan yang mudah <a href="http://www.f-buzz.com/2008/10/16/agar-anak-cinta-buku/" title="Agar Anak Cinta Buku">dipengaruhi</a>, karena remaja sedang mencari identitas diri sehingga mereka dengan mudah untuk meniru atau mencontoh apa yang dia lihat, seperti pada film atau berita yang sifatnya kekerasan, dan sebagainya.<br />
<strong>6. Perkembangan teknologi modern</strong><br />
Dengan perkembangan teknologi modern saat ini seperti <a href="http://www.f-buzz.com/2008/10/01/memakai-internet-bersama-keluarga-tercinta/" title="Memakai Internet Bersama Keluarga Tercinta">mengakses </a>informasi dengan cepat, mudah dan tanpa batas juga memudahkan remaja untuk mendapatkan hiburan yang tidak sesuai dengan mereka.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div>Itulah beberapa faktor yang mempengaruhi moral remaja yang bisa ditulis di sini, jika ada kekurangan atau kesalahan mohon dikoreksi.Reza Penuntun Jiwahttp://www.blogger.com/profile/18031589786731119226noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4807572321458045496.post-73388893701668258792010-12-28T11:22:00.000-08:002010-12-28T11:22:28.117-08:00BEBERAPA PERMASALAHAN REMAJA<div class="MsoNormal">Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa.<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"></span></div><div style="margin: 6pt 0in 0.0001pt;">Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memhami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi tersebut. <span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"></span></div><span id="more-12"></span><br />
<div style="margin: 12pt 0in 6pt;"><strong><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dimensi Biologis</span></strong><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div><div class="MsoNormal">Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi.<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"></span></div><div style="margin: 6pt 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon (<em>gonadotrophins</em> atau <em>gonadotrophic hormones</em>) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu: 1) <em>Follicle-Stimulating Hormone</em> (FSH); dan 2). <em>Luteinizing Hormone</em> (LH). Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan <em>estrogen </em>dan <em>progesterone</em>: dua jenis hormon kewanitaan. Pada anak lelaki, <em>Luteinizing Hormone</em> yang juga dinamakan <em>Interstitial-Cell Stimulating Hormone</em> (ICSH) merangsang pertumbuhan <em>testosterone.</em> Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya <em>hormon testosterone</em>. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div><div style="margin: 12pt 0in 6pt;"><strong><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dimensi Kognitif</span></strong><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div><div class="MsoNormal">Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan <strong>Jean Piaget</strong> (seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal <em>(period of formal operations)</em>. Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka. <span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"></span></div><div style="margin: 6pt 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Pada kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) masih sangat banyak remaja (bahkan orang dewasa) yang belum mampu sepenuhnya mencapai tahap perkembangan kognitif operasional formal ini. Sebagian masih tertinggal pada tahap perkembangan sebelumnya, yaitu operasional konkrit, dimana pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi. Hal ini bisa saja diakibatkan sistem pendidikan di Indonesia yang tidak banyak menggunakan metode belajar-mengajar satu arah (ceramah) dan kurangnya perhatian pada pengembangan cara berpikir anak. penyebab lainnya bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orangtua yang cenderung masih memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga anak tidak memiliki keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia dan mentalnya. Semestinya, seorang remaja sudah harus mampu mencapai tahap pemikiran abstrak supaya saat mereka lulus sekolah menengah, sudah terbiasa berpikir kritis dan mampu untuk menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div><div style="margin: 12pt 0in 6pt;"><strong><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dimensi Moral</span></strong><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div><div class="MsoNormal">Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya “kenyataan” lain di luar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya. Ia akan melihat bahwa ada banyak aspek dalam melihat hidup dan beragam jenis pemikiran yang lain. Baginya dunia menjadi lebih luas dan seringkali membingungkan, terutama jika ia terbiasa dididik dalam suatu lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak.<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"></span></div><div style="margin: 6pt 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Kemampuan berpikir dalam dimensi moral (<em>moral reasoning</em>) pada remaja berkembang karena mereka mulai melihat adanya kejanggalan dan ketidakseimbangan antara yang mereka percayai dahulu dengan kenyataan yang ada di sekitarnya. Mereka lalu merasa perlu mempertanyakan dan merekonstruksi pola pikir dengan “kenyataan” yang baru. Perubahan inilah yang seringkali mendasari sikap “pemberontakan” remaja terhadap peraturan atau otoritas yang selama ini diterima bulat-bulat. Misalnya, jika sejak kecil pada seorang anak diterapkan sebuah nilai moral yang mengatakan bahwa korupsi itu tidak baik. Pada masa remaja ia akan mempertanyakan mengapa dunia sekelilingnya membiarkan korupsi itu tumbuh subur bahkan sangat mungkin korupsi itu dinilai baik dalam suatu kondisi tertentu. Hal ini tentu saja akan menimbulkan konflik nilai bagi sang remaja. Konflik nilai dalam diri remaja ini lambat laun akan menjadi sebuah masalah besar, jika remaja tidak menemukan jalan keluarnya. Kemungkinan remaja untuk tidak lagi mempercayai nilai-nilai yang ditanamkan oleh orangtua atau pendidik sejak masa kanak-kanak akan sangat besar jika orangtua atau pendidik tidak mampu memberikan penjelasan yang logis, apalagi jika lingkungan sekitarnya tidak mendukung penerapan nilai-nilai tersebut.</span></div><div style="margin: 6pt 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Peranan orangtua atau pendidik amatlah besar dalam memberikan alternatif jawaban dari hal-hal yang dipertanyakan oleh putra-putri remajanya. Orangtua yang bijak akan memberikan lebih dari satu jawaban dan alternatif supaya remaja itu bisa berpikir lebih jauh dan memilih yang terbaik. Orangtua yang tidak mampu memberikan penjelasan dengan bijak dan bersikap kaku akan membuat sang remaja tambah bingung. Remaja tersebut akan mencari jawaban di luar lingkaran orangtua dan nilai yang dianutnya. Ini bisa menjadi berbahaya jika “lingkungan baru” memberi jawaban yang tidak diinginkan atau bertentangan dengan yang diberikan oleh orangtua. Konflik dengan orangtua mungkin akan mulai menajam </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div><div style="margin: 12pt 0in 6pt;"><strong><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dimensi Psikologis</span></strong><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div><div class="MsoNormal">Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini <em>mood</em> (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari <em>mood </em>“senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan <em>mood</em> (<em>swing</em>) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski <em>mood</em> remaja yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis.<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"></span></div><div style="margin: 6pt 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dalam hal kesadaran diri, pada masa remaja para remaja mengalami perubahan yang dramatis dalam kesadaran diri mereka (<em>self-awareness</em>). Mereka sangat rentan terhadap pendapat orang lain karena mereka menganggap bahwa orang lain sangat mengagumi atau selalu mengkritik mereka seperti mereka mengagumi atau mengkritik diri mereka sendiri. Anggapan itu membuat remaja sangat memperhatikan diri mereka dan citra yang direfleksikan (<em>self-image</em>). Remaja cenderung untuk menganggap diri mereka sangat unik dan bahkan percaya keunikan mereka akan berakhir dengan kesuksesan dan ketenaran. Remaja putri akan bersolek berjam-jam di hadapan cermin karena ia percaya orang akan melirik dan tertarik pada kecantikannya, sedang remaja putra akan membayangkan dirinya dikagumi lawan jenisnya jika ia terlihat unik dan “hebat”. Pada usia 16 tahun ke atas, keeksentrikan remaja akan berkurang dengan sendirinya jika ia sering dihadapkan dengan dunia nyata. Pada saat itu, Remaja akan mulai sadar bahwa orang lain tenyata memiliki dunia tersendiri dan tidak selalu sama dengan yang dihadapi atau pun dipikirkannya. Anggapan remaja bahwa mereka selalu diperhatikan oleh orang lain kemudian menjadi tidak berdasar. Pada saat inilah, remaja mulai dihadapkan dengan realita dan tantangan untuk menyesuaikan impian dan angan-angan mereka dengan kenyataan.</span></div><div style="margin: 6pt 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Para</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka. Tindakan impulsif sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang. Remaja yang diberi kesempatan untuk mempertangung-jawabkan perbuatan mereka, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya-diri, dan mampu bertanggung-jawab. Rasa percaya diri dan rasa tanggung-jawab inilah yang sangat dibutuhkan sebagai dasar pembentukan jati-diri positif pada remaja. Kelak, ia akan tumbuh dengan penilaian positif pada diri sendiri dan rasa hormat pada orang lain dan lingkungan. Bimbingan orang yang lebih tua sangat dibutuhkan oleh remaja sebagai acuan bagaimana menghadapi masalah itu sebagai “seseorang yang baru”; berbagai nasihat dan berbagai cara akan dicari untuk dicobanya. Remaja akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh para “idola”nya untuk menyelesaikan masalah seperti itu. Pemilihan idola ini juga akan menjadi sangat penting bagi remaja. </span></div><div style="margin: 6pt 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Salah satu topik yang paling sering dipertanyakan oleh individu pada masa remaja adalah masalah “Siapakah Saya?” Pertanyaan itu sah dan normal adanya karena pada masa ini kesadaran diri <em>(self-awareness)</em> mereka sudah mulai berkembang dan mengalami banyak sekali perubahan. Remaja mulai merasakan bahwa “<em>ia bisa berbeda</em>” dengan orangtuanya dan memang ada remaja yang ingin mencoba berbeda. Inipun hal yang normal karena remaja dihadapkan pada banyak pilihan. Karenanya, tidaklah mengherankan bila remaja selalu berubah dan ingin selalu mencoba – baik dalam peran sosial maupun dalam perbuatan. Contoh: anak seorang insinyur bisa saja ingin menjadi seorang dokter karena tidak mau melanjutkan atau mengikuti jejak ayahnya. Ia akan mencari idola seorang dokter yang sukses dan berusaha menyerupainya dalam tingkahlaku. Bila ia merasakan peran itu tidak sesuai, remaja akan dengan cepat mengganti peran lain yang dirasakannya “akan lebih sesuai”. Begitu seterusnya sampai ia menemukan peran yang ia rasakan “sangat pas” dengan dirinya. Proses “mencoba peran” ini merupakan proses pembentukan jati-diri yang sehat dan juga sangat normal. Tujuannya sangat sederhana; ia ingin menemukan jati-diri atau identitasnya sendiri. Ia tidak mau hanya menurut begitu saja keingingan orangtuanya tanpa pemikiran yang lebih jauh.</span></div><div style="margin: 6pt 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Banyak orangtua khawatir jika “percobaan peran” ini menjadi berbahaya. Kekhawatiran itu memang memiliki dasar yang kuat. Dalam proses “percobaan peran” biasanya orangtua tidak dilibatkan, kebanyakan karena remaja takut jika orangtua mereka tidak menyetujui, tidak menyenangi, atau malah menjadi sangat kuatir. Sebaliknya, orangtua menjadi kehilangan pegangan karena mereka tiba-tiba tidak lagi memiliki kontrol terhadap anak remaja mereka. Pada saat inilah, kehilangan komunikasi antara remaja dan orangtuanya mulai terlihat. Orangtua dan remaja mulai berkomunikasi dengan bahasa yang berbeda sehingga salah paham sangat mungkin terjadi.</span></div><div style="margin: 6pt 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Salah satu upaya lain para remaja untuk mengetahui diri mereka sendiri adalah melalui test-test psikologis, atau yang di kenal sebagai tes minat dan bakat. Test ini menyangkut tes kepribadian, tes intelegensi, dan tes minat. Psikolog umumnya dilatih untuk menggunakan alat tes itu. Alat tes yang saat ini umum diberikan oleh psikolog di Indonesia adalah WISC, TAT, MMPI, Stanford-Binet, MBTI, dan lain-lain. Alat-alat tes juga beredar luas dan dapat ditemukan di toko buku atau melalui internet; misalnya tes kepribadian.</span></div><div style="margin: 6pt 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Walau terlihat sederhana, dampak dari hasil test tersebut akan sangat luas. Alat test psikologi dapat diibaratkan sebuah pisau lipat yang terlihat sekilas tidak berbahaya; namun di tangan orang yang “bukan ahlinya” atau yang kurang bertanggung-jawab, alat ini akan menjadi sangat berbahaya. Alat test jika diinterpretasikan secara salah atau tidak secara menyeluruh oleh orang yang tidak berpengalaman atau tidak memiliki dasar ilmu yang cukup untuk mengartikan secara obyektif akan membuat kebingungan dan malah membawa efek negatif. Akibatnya, para remaja akan merasa lebih bingung dan lebih tidak merasa yakin akan hasil tes tersebut. Oleh karena itu sangatlah dianjurkan untuk mencari psikolog yang memang sudah terbiasa memberikan test psikologi dan memiliki Surat Rekomendasi Ijin Praktek (SRIP), sehingga dapat menjamin obyektivitas test tersebut.</span></div><div style="margin: 6pt 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Satu hal yang perlu diingat adalah hasil test psikologi untuk remaja sebaiknya tidak ditelah mentah-mentah atau dijadikan patokan yang baku mengingta bahwa masa remaja meruipakan masa yang snagat erat dengan perubahan. Alat test ini tidak semestinya dijadikan buku primbon atau acuan kaku dalam penentuan langkah untuk masa depan, misalnya dalam mencari sekolah atau mencari karir yang cocok. Seringkali, seiring dengan perkembangan remaja dan perubahan lingkungan sekitarnya, konklusi yang diterima dari hasil test bisa berubah dan menjadi tidak relevan lagi. Hal ini wajar mengingat bahwa minat seorang remaja sangat labil dan mudah berubah.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Sehubungan dengan explorasi diri melalui internet atau media massa yang lain, remaja hendaknya berhati-hati dalam menginterpretasikan hasil-hasil yang di dapat dari test-test psikologi online melalui internet. Harap diingat bahwa banyak diantara test tersebut masih sebatas ujicoba dan belum dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Selain itu dibutuhkan kejujuran untuk mampu menerima diri apa adanya sehingga remaja tidak mengembangkan identitas “virtual” yang berbeda dengan diri yang asli. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div><div style="margin-top: 12pt;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Selain beberapa dimensi yang telah disebutkan diatas, masih ada dimensi-dimensi yang lain dalam kehidupan remaja yang belum sempat dibahas dalam artikel ini. Salah satu dari dimensi tersebut diantaranya adalah dimensi sosial. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div><div style="margin: 12pt 0in 6pt;"><strong><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Tip untuk Orangtua</span></strong><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> </span></div><div class="MsoNormal">Dalam kebudayaan timur, masih banyak orangtua yang menganggap anak adalah milik orangtua, padahal seperti yang dituliskan oleh <a href="http://www.e-psikologi.com/remaja/on%20children.htm"><strong><span style="color: windowtext; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Khalil Gibran</span></strong></a>: <strong>Anak Hanya<em> </em>Titipan Sang Pencipta.</strong> Ia bukan kepanjangan tangan orangtua. Ia berhak memiliki kehidupannya sendiri, menentukan apa yang terbaik bagi dirinya. Tentu saja peran orangtua sangat besar sebagai pembimbing. Dalam usia remaja, kemampuan penentuan diri inilah yang semestinya dilatih. Remaja seperti juga semua manusia lainnya – belajar dari kesalahan. Bagi para orangtua ada baiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:<span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"></span></div><div style="margin: 4pt 0in 4pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Mulailah menganggap anak remaja sebagai teman dan akuilah ia sebagai orang yang akan berangkat dewasa. Seringkali orangtua tetap memperlakukan anak remaja mereka seperti anak kecil, meskipun mereka sudah berusaha menunjukkan bahwa keberadaan mereka sebagai calon orang dewasa. </span></div><div style="margin: 4pt 0in 4pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Hargai perbedaan pendapat dan ajaklah berdiskusi secara terbuka. Nasihat yang berbentuk teguran atau yang berkesan menggurui akan tidak seefektif forum diskusi terbuka. Tidak ada yang lebih dihargai oleh para remaja selain sosok orangtua bijak yang bisa dijadikan teman. </span></div><div style="margin: 4pt 0in 4pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Tetaplah tegas pada nilai yang anda anut walaupun anak remaja anda mungkin memiliki pendapat dan nilai yang berbeda. Biarkan nilai anda menjadi jangkar yang kokoh di mana anak remaja anda bisa berpegang kembali setelah mereka lelah membedakan dan mempertanyakan alternatif nilai yang lain. Larangan yang kaku mungkin malah akan menyebabkan sikap pemberontakan dalam diri anak anda. </span></div><div style="margin: 4pt 0in 4pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"><span>4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Jangan malu atau takut berbagi masa remaja anda sendiri. Biarkan mereka mendengar dan belajar apa yang mendasari perkembangan diri anda dari pengalaman anda. Pada dasarnya, tidak ada anak remaja yang ingin kehilangan orangtuanya</span></div><div style="margin: 4pt 0in 4pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"><span>5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Mengertilah bahwa masa remaja untuk anak anda adalah masa yang sulit. Perubahan <em>mood</em> sering terjadi dalam durasi waktu yang pendek, jadi anda tidak perlu panik jika anak remaja anda yang biasanya riang tiba-tiba bisa murung dan menangis lalu tak lama kemudian kembali riang tanpa sebab yang jelas. </span></div><div style="margin: 4pt 0in 4pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"><span>6.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Jangan terkejut jika anak anda bereksperimen dengan banyak hal, misalnya mencat rambutnya menjadi biru atau ungu, memakai pakaian serba sobek, atau tiba-tiba ber <em>bungee-jumping </em>ria. Selama hal-hal itu tidak membahayakan, mereka layak mencoba masuk ke dalam dunia yang berbeda dengan dunia mereka saat ini. Berikanlah ruang pada mereka untuk mencoba berbagai peran yang cocok bagi masa depan mereka. Ada remaja yang menurut tanpa membantah keinginan orangtua mereka dalam menentukan peran mereka, misalnya jika kakek sudah dokter, ayah dokter, kelak iapun “diharapkan dan disiapkan” untuk menjadi dokter pula. Namun ada juga anak remaja yang memang tidak ingin masuk ke dalam dunia yang sama dengan orangtua mereka. Dalam hal ini janganlah memaksakan anak mengikuti kehendak orangtua. Seperti Kahlil Gibran ….anak hanya titipan, ia milik masa depan dan kita milik masa lalu. </span></div><div style="margin: 4pt 0in 4pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;"><span>7.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Kenali teman-teman anak remaja anda. Bertemanlah dengan mereka jika itu memungkinkan. Namun waspadalah jika anak anda sangat tertutup dengan dunia remajanya. Mungkin ia tidak/ kurang mempercayai anda atau ada yang disembunyikannya. </span></div>Reza Penuntun Jiwahttp://www.blogger.com/profile/18031589786731119226noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4807572321458045496.post-27797834173972183602010-12-28T03:35:00.000-08:002010-12-28T03:35:55.896-08:00Meredam Emosi sungguh tak mudahdalam hariku selalu sj ada sesutu yg menimbulkan masalah dan masalah itu yang menjadikan diri tak kuasa menahan emosi,..sungguh memilukan,.kadang pikiran sadarku menginginkan untuk meredam namun selalu bertentangan dengan pikiran bawah sadarku yang slalu lebih kuat untuk melawannya,...tapi...aku selalu berusaha melawanya dengan menyibukan diri dalam kegiatan2 yang positif dan menguntungkan pada diri sendiri maupun orang lain,...he,..3x,.mau berusaha senyum terus,nanti kirain orang gila,.iya gak teman2!,.......hiukzzzzzzzzzzzzzzReza Penuntun Jiwahttp://www.blogger.com/profile/18031589786731119226noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4807572321458045496.post-13466875713396862002010-12-28T02:26:00.000-08:002010-12-28T02:26:54.940-08:00Wong Urip Sawang Sinawang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/_hMuw--F9G6I/TRm7NsLof9I/AAAAAAAAAA8/-fUPQN8mook/s1600/Foto026.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://1.bp.blogspot.com/_hMuw--F9G6I/TRm7NsLof9I/AAAAAAAAAA8/-fUPQN8mook/s320/Foto026.jpg" width="240" /></a></div>aja sampe sampean kabeh nduwe iri karo kanca batir,.nduwene kae durung pasti nduwe sing koen nduwe,..yen bisa di syukuri bae broooo,....sing sugih ya aja mentang-mentang sugih terus sing mlarat ya aja pada gagahan,..eling sampean kabeh mesih remaja lan nduwe duwit mesih sing wong tua,...wong tua kerja kesel-kesel go mangan keluarga,makane sing dadi anak yen duwe duit aja go seneng-seneng/aja pada gagahan,.harta kabeh sing ana ora bakal di gawa mati,.dina kiye sugih durung tentu esuke mesih sugih,.dina kiye mlarat durung tentu esuke mlarat,..wong lia ngertine ndeleng dewek seneng terus,.urip kepenak temen padahal dewek lagi akeh kebutuhane lan akeh sing dipikir,durung tentu bener kaya sing di pikirna wong lia,.malah bisa kwalik amggapane dewek malah wong lia kuwe sing luwih kepenak,...<b>KUWE SING JENENGE SAWANG SINAWANG</b>Reza Penuntun Jiwahttp://www.blogger.com/profile/18031589786731119226noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4807572321458045496.post-19622286287318751352010-12-27T15:04:00.000-08:002010-12-27T15:04:19.086-08:00Pacaran yang Sehatperlu kalian untuk mengethuinya bahwa pacaran yang sehat itu semata-mata bukan pacaran yang menimbulkan pelecehan cexcual!,..he,..3x,.namun kalian sebagai pelajar harus pandai untuk tahu bagimana pacaran yang tidak merugikan keluarga,diri sendiri maupun orang lain. jadikan pacaran / saling mencintai antara pria & wanita itu untuk senjata kalian dalam belajar di sekolah / menjadikan kalian semangat belajar, tidak membolos, mentaati peraturan di sekolah, berbakti kepada orang tua dan berusaha agar mendapatkan nilai yang terbaik,.dan memikirkan masa depan,..<br />
<b>aja mangan cinta,.memange ente mbesuk ora mangan sega,..ha,..3x,.pikirkan lagi bro,.101x jika mau melakukan pacaran yg di larang oleh agama,...</b>hikz,....Reza Penuntun Jiwahttp://www.blogger.com/profile/18031589786731119226noreply@blogger.com0